Kamis, 17 Februari 2011

Say NO to Love (Wiwien Wintarto)

Sinopsis:


Hari pertama Dewi masuk kerja sebagai sekretaris di Helman Communications tak berjalan semulus yang ia sangka. Di luar dugaan, ia dipelonco habis-habisan oleh Wisnu, presdir Helman Comm, bosnya sendiri, yang kebetulan hanya terpaut beberapa tahun darinya.


Tidak terima, Dewi marah dan mengamuk. Begitu marahnya, ia sampai mengusir Wisnu dari kantornya sendiri. Akibatnya, Wisnu yang merasa bersalah meminta maaf dengan cara spektakuler.


Namun awal yang agak aneh itu justru membawa hubungan mereka ke titik yang tak pernah mereka sangka sebelumnya. Mereka tak hanya bertemu di kantor sebagai bos dan sekretaris, tapi juga menjelma menjadi sahabat dekat yang sangat kompak dalam segala hal, bak sepasang sobat di sekolah. Gosip, tuduhan, dan rumor pun merebak mengenai status hubungan keduanya.


Akankah mereka menyatu menjadi pasangan sungguhan? Atau tetap saja TTM-an seperti sekarang? Dan apakah mereka tetap akan bilang ”Love sucks!” meskipun mereka tahu bahwa mereka perfect for each other?


         [ SPOILER ALERT !! ]


Spoiler alert nggak ya? Hmm sebenernya sih nggak terlalu spoiler tapi ya sudahlah lanjut saja~


Mengisahkan tentang seorang cewek cantik, pintar, dan pekerja keras bernama Dewi, yang melamar bekerja di Helman Communications—salah satu anak dari salah satu perusahaan terbesar di Indonesia, Helman Corporation—sebagai sekretaris langsung presdirnya—Wisnu Megantoro—yang adalah anak CEO Helman Corporation itu sendiri.


Sesuai sinopsis di atas, hari pertama Dewi sangatlah tidak mengenakkan. Ia dipelonco habis-habisan oleh Wisnu hanya karena datang terlambat. Bahkan Wisnu sempat menyinggung masalah status dimana Wisnu mengatakan bahwa ia bekerja disini karena kemurahan hatinya—dan segala tetek bengek mengenai itu. Dewi marah, toh sebenernya kan dia terlambat karena harus mengantarkan baju ibunya yang sedang membezuk budenya di rumah sakit.


Tak terima, Dewi mengamuk. Disinilah lucunya. Bayangkan, karena dipelonco, ada seorang pegawai yang baru diterima bekerja langsung mengacak-acak meja kerja atasannya dan bahkan berani mengusir atasannya keluar dari kantor itu saat itu juga! Gila! Dewi bahkan mengancam akan merusak komputer Wisnu kalau Wisnu tak segera keluar!


Seperti sinopsis di atas, Wisnu—yang ternyata sejak dulu sangat bodoh dalam memelonco orang—menyadari kesalahannya dan meminta maaf. Dengan cara yang tidak biasa. Ia mengirim banyak karangan bunga dengan ucapannya meminta maaf. Dan... siapa sangka, bahwa awal dari semuanya itu akan membawa keduanya ke hubungan yang lebih akrab?


Tidak hanya sekadar bos dan sekretaris, Wisnu dan Dewi menjelma jadi sahabat baik. Wisnu sering mengajak Dewi sekadar makan siang di warung-warung dekat kantor—dimana ternyata Wisnu akrab dengan para penjualnya. Ini membuktikan bahwa Wisnu adalah orang yang low profile dan tidak bossy. Ia samasekali tidak membedakan orang. Itulah nilai plusnya di mata Dewi, dan menjadikan mereka sahabat dekat. Bahkan Dewi pernah menghabiskan waktu berjam-jam di ruangan Wisnu hanya untuk saling bertukar cerita. Tentang kehidupan sehari-hari, keluarga, teman, dan bahkan—cinta. Wisnu tahu Dewi punya pacar bernama Daus, dan Dewi pun tahu Wisnu sedang ’mengincar’ Tatiana Arief, seorang penyanyi. (entah kenapa nama Tatiana nggak asing... apa dia benar-benar ada di dunia nyata? entahlah -..-)


Tak hanya itu, Dewi bahkan langsung akrab dengan Pak Helman—ayah Wisnu dan juga CEO Helman Corporation—hanya dalam waktu kurang dari 2 jam! (Itu terjadi ketika Dewi dipanggil untuk ’ngobrol’ berhubung ia adalah sekretaris Wisnu, sang anak.) Mereka punya kesukaan yang sama, yaitu sama-sama menyukai smooth jazz. Dalam sekejap, aura pertemuan yang awalnya formal itu mencair, dan mereka terlihat bak 2 orang teman yang sudah lama tak berjumpa. Tahu-tahu akrab.


Nggak cuma sang ayah, Dewi bahkan juga mengenal keluarga Wisnu. Wisnu mengajak Dewi—ke pertemuan besar keluarganya di rumah orangtuanya di Lazuardi—sebagai sekretaris, tentunya. Di sana, Dewi langsung akrab dengan Bu Helman dan Rani, adik Wisnu. Apalagi ketika Rani main ke rumah Dewi (niat awalnya sih mengantar Dewi pulang) dan mencicipi rawon buatannya, Rani langsung ketagihan! (Duh jadi laper -__-) Bu Helman juga jadi akrab dengan Bu Nawi, ibu Dewi, yang adalah penjual baju muslim.


Masalah love life, sementara itu, di pihak Wisnu, ia sudah mulai akrab dengan Tatiana Arief. Sudah mulai sekadar SMS-an, teleponan, dan bahkan sudah mulai ada ajakan makan bareng. Lancar-lancar saja. Tapi ternyata lain halnya di pihak Dewi. Hubungannya dengan Daus tau-tau meregang, karena sifat dasar Daus yang posesif dan cemburuan. Daus merasa, antara Dewi dan Wisnu ada apa-apa, tak hanya bos dan sekretaris. Terlalu akrab, menurutnya. Mereka perang dingin, dan memutuskan untuk tidak menemui satu sama lain terlebih dahulu O_o


Nah, beberapa minggu kemudian, barulah *jrengjrengjreng* Daus memutuskan hubungannya dengan Dewi! Semua terjadi ketika Dewi dan Wisnu bepergian ke luar negeri selama 2 minggu untuk urusan bisnis, dan Dewi tidak (sebenarnya lupa) memberitahu Daus. Daus yang mungkin salam paham, memutuskan hubungan mereka officially lewat telepon. Yaaah walaupun akhirnya mereka tetap berhubungan—sebagai teman biasa ^^


Dan... Ternyata Wisnu dan Dewi benar-benar sahabat baik. Saat Dewi putus cinta dan patah hati (wow dobel nih!), Wisnu juga merasakan hal yang sama. Tepat beberapa hari setelah ia pulang dari luar negeri, ia mengajak Tatiana makan malam sekaligus berbuka puasa. Di situlah, di saat itulah, Tatiana ’memutuskan’ hubungan mereka. Well, sebenarnya Tatiana tahu Wisnu menyukainya, tapi ia benar-benar tidak bisa karena ternyata ia dijodohkan dengan anak teman ayahnya. Ia tidak bisa menolak orang itu, lalu menegaskan bahwa hubungannya dengan Wisnu hanyalah sebagai teman. Masih kontak-kontakan, but nothing special.


Nah trus... gimana nasib mereka berdua? Akan tetap saling mempertahankan ’love sucks’?  Hehehe, nggak dong! Boss & his secretary are truly fated to have an affair!


Suatu hari, Rani memberitahu Wisnu bahwa Dewi berencana meneruskan kuliah di luar negeri dengan biaya sepenuhnya dari Pak dan Bu Helman. Rani pun memanas-manasi Wisnu bagaimana bila nanti Dewi ke luar negeri, ia harus mencari penggantinya alias sekretaris baru. Bagaimana nanti ia tak akan bertemu Dewi untuk beberapa tahun. Wisnu yang—akhirnya!—mengakui bahwa sebenarnya ia has some feelings untuk Dewi, langsung berpacu ke rumah Dewi. Dan perlu diketahui, saat itu jam 01.15. Waow!


Trus gimana? Yaaah gampanglah, setelah itu mereka saling ngaku-mengaku di depan rumah Dewi subuh-subuh! Ow~! Tapi dengan satu syarat: nggak ada perasaan mendayu-dayu atau melankolis yang sengaja dibuat romantis—karena mereka telah berikrar bahwa love sucks




Judul             : Say NO To Love
Pengarang   : Wiwien Wintarto
Penerbit        : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal              : 312 halaman
ISBN               : 978-979-22-3156-4

1 comments:

Posting Komentar

Blog Template by SuckMyLolly.com