Sabtu, 15 November 2014

Marginalia (Dyah Rinni)



Pengarang : Dyah Rinni
Penerbit : Qanita 
Tahun : 2013
Tebal : 304 halaman

Sinopsis:

Aku Yudhistira, aku Arjuna, aku Bima, aku Nakula Sadewa.
Berapa Bharatayudha harus kujalani. Demi kamu, Drupadiku?
ARUNA
Cengeng! Tulisan singkat dan rapi di kumpulan puisi Rumi kesayangan almarhum Padma membuatku terbakar. Kurang ajar! Berani-beraninya cewek dingin berhati belatung itu menodai kenangan Padma. Belum tahu dia berhadapan dengan siapa. Aruna, vokalis Lescar, band rock yang paling diidolakan. Tunggu pembalasanku.
DRUPADI
Aku tak punya waktu untuk cinta. Meski tiap hari aku berhubungan dengan yang namanya pernikahan, ini hanya urusan bisnis semata. Aku tak percaya romantisme, apalagi puisi menye-menye. Hidup ini terlalu singkat untuk jadi melankolis. Namaku memang Drupadi, tapi hatiku sudah tertutup untuk laki-laki.

"Kekasih tak begitu saja bertemu di suatu tempat, mereka sudah saling mengenal sejak lama." - Rumi


Review: 

GYAAAAAHH.

Kenapa ya, saya selalu suka tulisannya Mbak Dyah Rinni ini? Oke, saya suka sejak saya baca Unfriend You, dan akhirnya memutuskan berani memesan Marginalia ini melalui toko buku online karena entah kenapa sudah nggak tersedia di toko buku sekitar sekaligus karena penasaran seperti apa Mbak Dyah menulis cerita roman.

Oke, jadi Marginalia ini bercerita tentang dua manusia bernama Aruna dan Drupadi. Aruna adalah vokalis band rock yang setahun lalu ditinggal mati pacarnya, Padma. Sementara Drupadi, adalah seorang pemilik sebuah wedding organizer. Keduanya terhubung oleh satu hal: marginalia—catatan kecil di pinggir buku. Awalnya saya juga nggak ngerti marginalia ini apa, dan ternyata marginalia itu semacam ‘komentar’ atau catatan ketika membaca buku. Agak sayang buku dicoret-coret, tapi…



“Banyak orang merasa sayang mencorat-coret buku mereka, tetapi menurut saya kebanggaan terbesar sebuah buku adalah saat seseorang mengambilnya, membacanya dengan sepenuh hati, menekuk ujung halamannya, meninggalkan marginalia di samping tulisan yang sudah ada, kemudian melanjutkannya kepada manusia lain…”


Nah, semasa hidupnya Padma suka banget berkomentar ketika membaca sebuah buku dan menulis marginalia di buku tersebut. Buku favoritnya, buku puisi Rumi. Banyaaaakk banget marginalia Padma di buku puisi itu.

Masalah datang ketika Drupadi tak sengaja menemukan buku itu dan berkomentar pedas—Drupadi menganggap buku puisi Rumi terlalu cengeng. Aruna, yang sangat menjaga Padma dan buku itu, langsung marah melihat komentar Drupadi—tapi sayang, Aruna nggak tahu siapa yang menulis. Demi Padma, Aruna bertekad menemukan siapa yang mengejek buku puisi itu. Tapi… bagaimana kalau nanti Aruna sudah bertemu Drupadi? Apakah marginalia ini benar-benar cuma marginalia semata? Atau marginalia ini punya efek magis yang tidak disadari keduanya? #eaa


“Mungkin Tuhan tahu ada dua hati yang dilukai cinta dan cara untuk menyembuhkan hati keduanya adalah dengan mempertemukan keduanya.”
“Meskipun harus melalui marginalia?”


………..dan hasil penasaran saya hingga mengejar karya-karya Mbak Dyah Rinni ini? Saya nggak kecewa, hoho.

Mulai dari penamaannya. Oh, unik banget! Saya sampe penasaran dengan tokoh Arjuna dan Drupadi dan mencari cerita aslinya. Jodoh banget ya sampe namanya pun mirip. Coba jodoh ketahuan dari namanya #ehh #curcol

Oke abaikan. Nah kemudian, karakternya. Aruna digambarkan seorang musisi dan kita tahu bahwa jalan hidup musisi itu keras dan beberapa orang di novel ini digambarkan kurang mempercayakan masa depannya jika harus hidup bersama dengan musisi (seniman). Drupadi juga tidak berasal dari keluarga kaya dan finansialnya terbatas. Ya, keduanya pernah membangun impian dari bawah perlahan-lahan, mengalami masa-masa berat dan tertekan sebelum akhirnya mimpi mereka terwujud—intinya, jalan hidupnya semulus dan seindah tokoh novel kebanyakan. Ini sekaligus mengajarkan bahwa untuk mencapai impian, dibutuhkan kerja keras dan perjuangan.


“Kamu itu rocker. Aku tahu seperti apa hidup kalian. Kalian seperti bunga yang mekar, indah untuk sesaat, kemudian layu. Rasa sepi karena ditinggal tur yang panjang, terkurung dalam studio selama berbulan-bulan untuk membuat album, fans yang gila, belum lagi segala macam gosip, narkoba, seks…”


Terus, narasinya asik untuk diikuti. Benar-benar mengalir aja. Tapi saya agak gimanaaa gitu (apa ya, okelah sebut saja saya kecewa) ketika Aruna dengan cepatnya jatuh cinta pada Drupadi—it’s like love at the first sight. Hati emang nggak bisa diatur sih. Tapi, ya, kemana beberapa halaman sebelumnya yang seolah menegaskan Aruna hancur banget dan nggak bisa move on dari mantannya?

Untungnya, kekecewaan saya terbalas dengan alunan cerita berikutnya yang tetap asik dan ‘nagih’. Dan nilai tambah lainnya: novel ini banyak banget quotesnya! Entah kenapa, kata-kata yang biasa aja yang ada di narasi pendek atau sekadar di dialog bisa dijadikan quotes, soalnya ini membahas cinta banget. Sekadar pernyataan cinta pendek aja jadi unyu gini, HEHE.


“Dru?”
“Apa?”
“Aku mencintaimu.”


Sebenarnya ada kekecewaan lainnya. Ada sedikiiit adegan di akhir yang menceritakan sesuatu yang tersembunyi selama ini. Memang sih, ada beberapa potongan ‘bagian yang tersembunyi’ itu diceritakan sebelum-sebelumnya, tapi kurang greget aja menurut saya. Tapi udah kok, itu aja. Sisanya oke Ah ya, fix lah saya jadi penggemar baru mbak ini.

PS: Suka banget karakter Drupadi. Biarpun dingin, tough, tapi dia anggun dan nggak cengeng!


Aku membutuhkan waktu lama untuk mengerti alasan mengapa kamu harus pergi. Mengapa aku harus kehilanganmu. Tetapi sekarang aku mngerti bahwa kamu adalah bagian dari rencana besar Tuhan. Kamu adalah bagian dari perjalananku, perjalanan menuju cinta yang lebih besar.



Rate : 4/5 

0 comments:

Posting Komentar

Blog Template by SuckMyLolly.com